KAMIS, 24 JUNI 2010 10:00 oleh DOKTER INSAN di
PERAN HABBATUSSAUDA (BLACKSEED) DI DALAM
MEMERANGI KECANDUAN NARKOBA JENIS OPIUM (Bagian 2)
II. Habbatussauda/Jintan Hitam (Blackseed), Nigella sativa
Habbatussauda berasal dari bahasa Arab, dari kata Habbah yang berarti biji, dan sauda yang berarti hitam. Yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Biji Hitam atau Jintan Hitam, dan dalam bahasa Inggris disebut Black Seed atau Black Cumin, dan bahasa latinnya Nigella sativa.
Habbatussauda termasuk family Ranunculaceae, yang merupakan tumbuhan dengan bunga yang berwarna putih kebiruan. Tinggi pohonnya bisa mencapai 50 hingga 60 cm. Bijinya yang berwarna hitam, awalnya berwarna putih, lalu seiring dengan proses pematangan biji warnanya menjadi hitam. Bijinya kecil, seperti biji wijen dengan rasa yang khas, agak pahit, pedas dan seringkali pengar di tenggorokan.
Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Salamah, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda :
"Hendaknya kalian mengkonsumsi Habbatussauda (jinten hitam), karena di dalamnya mnengandung obat untuk segala jenis penyakit, kecuali As Saam."
As Saam adalah kematian.
Di dalam kitab Thibbun Nabawi, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah menuliskan:
Jintan Hitam memiliki banyak khasiat. Arti sabda Nabi saw ‘obat dari segala jenis penyakit', seperti firman Allah: "menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya" yakni segala sesuatu yang bisa hancur. Banyak lagi ungkapan-ungkapan sejenis. Jintan hitam memang berkhasiat mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit panas karena factor temporal. Jintan hitam bisa menyalurkan energi obat dingan dan basah ke sumber penyakit dengan amat cepat, bila dikonsumsi sesuai kadarnya.
Di dalam dunia medis modern, habbatussauda telah diteliti baik kandungan maupun khasiatnya melalui serangkaian riset. Hasil dari riset dan penelitian tersebut ternyata makin hari makin membuktikan bahwa apa yang disabdakan oleh Rasulullah saw tersebut benar adanya. Beberapa khasiat habbatussauda sesuai riset farmakologi medis diantaranya habbatussauda dapat dipakai sebagai:
Antibiotika
Antihistamin/anti alergi
Anti hipertensi sekaligus antihipotensi
Hepatoprotektor dan renoprotektor
Antimikosis/anti jamur
Anti ulkus petikum/tukak lambung
Kontrasepsi
Antiinflamasi/anti radang
Anti kanker
Meningkatkan imunitas/kekebalan tubuh
Antidiabetes/kencing manis
Antikolesterol
Antihelmintik/obat cacing
Antiepilepsi
Sedemikian banyaknya khasiat sehingga pantas dijuluki sebagai obat segala jenis penyakit. Hanya saja sayangnya banyak kalangan kurang memahami dan mengetahui khasiat dan dosis dari habbatussauda. Sehingga yang mengkonsumsinyapun hanya sebatas konsumsi dengan jumlah yang tidak memungkinkan memberikan efek kesembuhan yang diharapkan.
bersambung....
Tuesday, October 12, 2010
Peran Habbats Terhadap Narkoba (1)
JUMAT, 25 JUNI 2010 09:16 oleh DOKTER INSAN di
PERAN HABBATUSSAUDA (BLACKSEED) DI DALAM
MEMERANGI KECANDUAN NARKOBA JENIS OPIUM (Bagian 3-Tamat)
III. Efek Habbatussauda terhadap Kecanduan Narkoba jenis Opium
Seorang peneliti yang bernama Dr. Sibghatullah Sangi, dari Department of Pharmacology, Fatima Jinnah Dental College, Bhittai Colony, Korangi Creek, Karachi, membuat penelitian dengan judul : A New and Novel Treatment of Opioid Dependence : Nigella sativa 500 mg. Penelitian tersebut mencoba mengetahui efek habbatussauda dalam membantu para pecandu narkoba jenis opium melepaskan diri dari ketergantungan obat. Penelitian dimuat di Jurnal Ayyub Med Coll Abbotabad, 20(2) tahun 2008 Di sini akan dipaparkan beberapa hal penting mengenai penelitian atau riset tersebut.
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit terhadap 50 penderita kecanduan heroin. Lamanya penelitian 12 minggu atau sekitar tiga bulan. Pasien diisolasi di Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tak diinginkan seperti diam-diam mengkonsumsi narkoba lain, terjadi sakau yang hebat, dan lain sebagainya. Penderita peserta penelitian semuanya laki-laki yang secara suka rela mengikuti program ini dan dievaluasi baik harian maupun mingguan. Umur mereka berkisar antara 21 hingga 45 tahun dan telah menggunakan narkoba dalam hal ini heroin dengan dosis ¼ hingga ½ gram (dosis jalanan) per hari dengan rata-rata lama penggunaan selama 5 tahun.
Semua peserta penelitian yang merupakan pecandu narkoba diberikan biji habbatussauda yang dibeli di Majid Brothers, Lajpat Road, Hyderabad. Biji tersebut digiling dengan mesin hingga menjadi bubuk. Semua peserta diberikan dosis 500 mg, sehari masing-masing 3 kali. Kemudian setiap hari peserta dievaluasi tekanan darah, nafsu makan, asupan kalori, tingkat kecemasan, berat badan, suhu badan, pola tidur, partisipasi dalam bersosialisasi, suasana hati, kesabaran, dan segala aspek yang berkaitan dengan efek dari kecanduan. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada tiap parameter yang diukur. Dari skor ini lantas diambil satu kesimpulan yang berkaitan dengan efek pemberian habbatussauda dengan dosis 3 kali 500 mg.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam rentang waktu 3 bulan tersebut habbatussauda memberikan efek menguntungkan dengan adanya perbaikan kualitas fisik maupun psikis. Adanya peningkatan asupan kalori, nafsu makan dan juga perbaikan pola tidur walaupun tanpa pemberian penenang. Tekanan darah, pernafasan, suhu tubuh, denyut jantung dan tanda vital lainnya menunjukkan angka normal yang mengindikasikan habbatussauda tak berefek samping terhadap tanda vital fisik para peserta. Gejala psikis seperti kecemasan, gelisah dan juga seringkali diiringi gemetar berkurang dengan signifikan yang dijabarkan dalam bentuk skor kualitatif. Kewaspadaan, keceriaan, ketenangan, kesabaran, relaksasi, respon berpikir jernih serta kemauan untuk bersosialisasi menunjukkan peningkatan skor. Hal ini sangat bermanfaat bagi pecandu yang biasanya menarik diri dari masyarakat, cenderung gelisah, selalu curiga, apatis, lesu dan tidak peduli pada lingkungan sekitarnya.
Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa habbatussauda memperbaiki kondisi ketergantungan terhadap narkoba jenis opium dalam hal ini heroin dengan mekanisme memblokir jalur kalsium (Calcium channel block effect). Penelitian ini masih membutuhkan penelitian lanjutan agar dapat diketahui dosis optimal yang bisa diberikan, sekaligus lama terapi yang dibutuhkan agar penderita ketergantungan narkoba dapat benar-benar bebas dari pengaruh buruk narkoba yang pernah dikonsumsinya. Karena dosis 3 kali 500 mg merupakan dosis yang sangat kecil, yang dapat disebut sebagai dosis awal terapi.
Namun setidaknya dengan riset dan penelitian ini, membuka wawasan kita bahwa habbatussauda memiliki nilai lebih di dalam perannya membebaskan pecandu narkoba dari ketergantungan. Karena selain memberikan efek positip terhadap ketergantungannya, habbatussauda juga memberikan terapi terhadap infeksi-infeksi berbahaya yang seringkali timbul pada pecandu narkoba, memperbaiki kerusakan organ sekaligus melindungi organ yang masih baik kondisinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)